Monday 12 August 2013

7 Pelaut Wanita Terhebat Sepanjang Zaman

Dunia pelaut selalu identik menjadi milik kaum lelaki. Memang wajar, mengingat kerasnya hidup di atas kapal laut selama berbulan-bulan, ditambah tantangan alam seperti badai yang bisa menyergap tiba-tiba.
Siapa sangka, sesungguhnya ada wanita-wanita hebat yang tercatat sebagai pelaut ulung. Bahkan seorang Laksmana perempuan dari tanah rencong termasuk diantaranya.
Simak daftarnya berikut ini:
 1. Grace O’ Malley (1530 - 1603)
Dianggap salah satu pelaut wanita terbaik di dunia, wanita kelahiran Irlandia ini menjadi pelaut secara keturunan setelah kematian ayahnya. Tapi ketika dia melakukan itu, dia tidak hanya melaut untuk melakukan apa yang ia cintai, tetapi juga untuk membuktikan kepada dunia bahwa dia hanya ingin membuktikan bahwa dia lah yang terbaik dari semua rekan-rekan lelakinya yang juga pelaut.
Sejarah dunia mencatat Grace sebagai perempuan "bajak laut" terhebat dunia. Tidak ada yang menyangkal kenyataan bahwa keterampilan berlayarnya lebih baik daripada kebanyakan pria pelaut pada waktu itu, maka hal itu membuatnya seperti bajak laut yang ulung. Bajak laut atau tidak, Grace O' Malley terus menjadi salah satu pelaut wanita terbaik di dunia.

 2. Skipper Thuridur
Thuridur Einarsdottir lahir tahun 1777, terkenal sebagai kapten nelayan wanita dari Islandia. Di usia 11 tahun, ia mulai ikut berlayar dengan ayahnya. Sejak itulah karirnya sebagai pelaut dimulai.Keahliannya menjinakkan laut dalam cuaca yang sangat ekstrim semakin membuat namanya populer, julukan "Skipper" sebagai penanda Thuridur adalah seorang kapten (Skipper = kapten/juragan, eng.) Karirnya terus berlanjut hingga pensiun di usia 63. Keunikan Thuridur lainnya, ia juga mempunyai anak buah kapal yang juga kaum perempuan. Begitu hebatnya Thuridur, namanya tetap dikenang sampai sekarang. Replika kabin kapalnya bahkan dibuat di tempat kelahirannya, Stokkeseyri untuk mengenang kehebatannya.

 3. Krystyna Chojnowska- Liskiewicz
Pada tanggal 21 April 1978, terjadi catatan sejarah yang tidak pernah dilupakan di dunia. Krystyna Chojnowska-Liskiewicz, lahir 15 Juli 1936 di Polandia adalah wanita pertama yang berlayar sendirian (solo) di seluruh dunia. Dia berlayar dari Kepulauan Canary pada tanggal 28 Februari 1976, dan kembali pada tanggal 21 April 1978, menyelesaikan perjalanan mengelilingi dunia dengan jarak 31.166 mil laut (57.719 km) dalam 401 hari

 4. Naomi James
Naomi James lahir di Selandia Baru di sebuah peternakan domba yang terkurung daratan dan tidak belajar bagaimana caranya untuk berenang sampai usia 23 tahun, namun dia berhasil memecahkan rekor dunia dengan berlayar sendirian (solo) mengelilingi dunia selama 272 hari. Dia belajar berlayar dari suaminya sendiri, Rob James yang menikahinya setelah dia kembali dari perjalanan berkeliling dunia itu.

 5. Kay Cottee Pamela

Kabarnya, Kay disebut sebagai pelaut wanita terbaik jaman sekarang. Pelaut wanita asal Australia ini membuat dunia duduk melihat kehadirannya dari perjalanan keliling dunia dengan berlayar sendirian (solo) dalam waktu 189 hari. Pelayaran dalam waktu 189 hari itu membuat namanya menjadi pelaut wanita teratas yang berhasil mengelilingi dunia dengan berlayar sendirian

 6. Laura Dekker 
Di abad 21, mungkin Laura Dekker bisa dibilang sebagai pelaut wanita termuda yang berlayar mengelilingi dunia seorang diri. Bayangkan, saat itu usianya baru 16 tahun.

Sebagai seorang remaja putri dari Belanda, Laura tiba di kepulauan Karibia, Saint Maarten, Sabtu 21 Januari 2012 satu tahun dan satu hari, setelah ia memulai pelayaran dengan kapal berukuran 11x5 meter, yang ia beri nama Guppy.

Remaja Belanda ini merayakan ulang tahunnya selama perjalanan. Perjalanan keliling dunia ini sempat ditentang oleh departemen pendidikan Belanda. Alhasil, Guinness World Records menolak untuk mengakui pelayaran itu karena tidak ingin memancing anak-anak muda lain mengambil risiko.

Yang menarik, Laura Dekker sendiri lahir di kapal dan pada usia enam tahun ia telah berlayar melintas danau seorang diri. Pada usia 13 tahun, ia berlayar dari Belanda ke Inggris. Ia kemudian memutuskan untuk mencari tantangan lain dengan berlayar keliling dunia, seorang diri.

Orang tua Laura pada mulanya menolak namun akhirnya sepakat untuk mendukung permintaannya. Pemerintah Belanda sempat mengajukan kasus ini ke pengadilan yang memutuskan untuk mencegah rencana Laura ini karena ia terlalu muda untuk berlayar di lautan seorang diri. 
Setelah berjuang lama melalui proses hukum, Laura akhirnya memenangkan hak untuk berlayar dengan persyaratan ia harus menjalani latihan pertolongan pertama dan setuju untuk mengikuti pelajaran dari jauh.

7. Laksamana Malahayati 
 
 
 Laksamana Keumala Hayati atau Malahayati adalah wanita pejuang Aceh yang terkenal dalam kemiliteran pada masa Kerajaan Aceh Darussalam di bawah pimpinan pemerintahan Sultan Alaiddin Ali Riayat Syah IV Saidil Mukammil (1589–1604 M). Malahayati diberikan kepercayaan oleh sultan sebagai kepala pengawal dan protokol di dalam dan di luar istana. Saat masih kanak-kanak ibunya telah meninggal dunia, dan selanjutnya diasuh oleh ayahnya yang bernama Laksamana Mahmudsyah (Tim, 1998:19). Malahayati kecil sering diajak ayahnya pergi dengan kapal perang. Pengenalannya dengan kehidupan laut itu kelak membentuk sifatnya yang gagah berani dalam mengarungi laut luas.

Selain berkedudukan sebagai Kepala Pengawal Istana, Malahayati juga seorang ahli politik yang mengatur diplomasi penting kerajaan. Dalam suatu peristiwa pada 21 Juni 1599, kerajaan kedatangan dua kapal Belanda, Deleeuw dan Deleeuwin di bawah pimpinan dua kapten kapal bersaudara, yaitu Cornelis dan Frederik de Houtman (Tim P3SKA, 1998:19). Maksud kedatangan mereka adalah melakukan perjanjian dagang dan memberikan bantuan dengan meminjamkan dua kapal tersebut guna membawa pasukan Aceh untuk menaklukan Johor pada 11 September 1599.

Peminjaman kapal tersebut ternyata merupakan bentuk tipu muslihat Belanda, karena ketika para prajurit kerajaan menaiki kapal, kedua kapten kapal tersebut melarangnya, sehingga terjadilah bentrokan yang tak terhindarkan. Dalam peristiwa itu banyak dari pihak Belanda tewas, kedua kaptennya ditangkap oleh pasukan Aceh yang dipimpin oleh Malahayati. Oleh karena kecakapannya itulah kemudian sultan mengangkatnya menjadi Laksamana.

Pada zaman Sultan Alaiddin Ali Riayat Syah IV Saidil Mukammil yang memerintah tahun 997–1011 H (1589–1604), dibentuk satu armada yang sebagian prajurit-prajuritnya terdiri atas para janda yang ditinggalkan suaminya karena gugur dalam perang, yang disebut Armada Inong Balee. Pembentukan armada ini atas izin sultan dan inisiatif Laksamana Malahayati. Armada ini dipimpin oleh Laksamana Malahayati, yang juga merupakan seorang janda yang ditinggal mati suaminya dalam suatu pertempuran laut. Markas pasukan ini berada di Lam Kuta, Krueng Raya Kabupaten Aceh Besar (Tim P3SKA, 1998:14). Salah satu jejak perjuangan yang masih tersisa hingga kini adalah kompleks makam Malahayati yang berada di puncak bukit dan satu benteng yang disebut Benteng Inong Balee di tepi pantai Selat Malaka, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussala.
 
 
 
Sumber : http://www.maritimeworld.web.id/2013/05/Pelaut-Wanita-Terhebat-Sepanjang-Masa.html#ixzz2blJQ8Bcu

10 FENOMENA DAN MISTERI DI LAUTAN

Lautan mengandung misteri besar di dalamanya. Banyak dari misteri yang terjadi di berbagai samudera telah dijelaskan oleh para ilmuwan dan analis, namun masih tetap menjadi misteri biarpun sudah di kupas oleh para ilmuwan dan analis. Berbagai fenomena laut misterius telah dilihat dan dialami oleh para pelaut di seluruh dunia.

Berbagai misteri yang tidak dapat dijelaskan dari beberapa samudera sehingga menjadi subyek yang menarik dari diskusi dan perdebatan. Beberapa teka-teki Misteri Laut tersebut kebanyakan belum terpecahkan diantaranya sebagai berikut :

1. Milky Sea Fenomena:
Laut ini mengacu pada cahaya susu unik dari perairan Samudera Hindia. Fenomena laut terjadi karena aksi bakteri bioluminescent dan pada gilirannya menyebabkan air menjadi biru, yang muncul dan dapat di lihat mata telanjang sebagai susu berwarna putih dalam kegelapan. Fenomena Laut Sakti telah didokumentasikan untuk menjadi ada selama lebih dari empat abad.
2. Bioluminescence:
bioluminescence adalah cahaya yang dihasilkan oleh makhluk laut sebagai mekanisme pertahanan. Bahan kimia tertentu dalam tubuh makhluk 'ketika menetral dengan hasil oksigen atmosfer dalam munculnya cahaya bercahaya.
3. Konvergensi Baltik dan Utara Seas:
Fenomena samudera telah menjadi topik yang sangat diperdebatkan. Konvergen titik Utara dan Laut Baltik terjadi di provinsi Skagen di Denmark. Namun karena harga berbeda dari kepadatan air laut ', air laut terus tetap terpisah meskipun konvergensi mereka. Hal ini mengatakan bahwa fenomena ini samudera menemukan menyebutkan dalam Alquran suci.
4. Steaming Black Sea:
Disebut sebagai 'asap laut', uap yang timbul dari Laut Hitam disebabkan karena kelembaban dari air laut menangkal dengan kesejukan angin di atas permukaan air. Selain menjelaskan misteri laut di balik uap yang naik dari Laut Hitam, para ahli juga telah membuktikan bahwa fenomena ini cukup umum untuk badan air yang lebih kecil.
5. Green Flash:
Fenomena lautan hijau berkedip terjadi selama matahari terbit dan terbenam. Biasanya terlihat untuk hanya beberapa detik, kedipan hijau tersebut adalah hasil dari efek prismatik alami dari atmosfer bumi. Selama matahari terbenam dan saat matahari terbit, para pemain cahaya dengan matahari akan menyimpang menjadi beberapa warna, yang dipandang oleh memancarkan dari flash hijau.
6. Laut Baltik Anomali:
The Baltic Sea Anomali ini sengaja ditemukan oleh tim ahli diving di tahun 2011. Para penyelam menemukan sebuah entitas melingkar 60 meter tebal hampir pada kedalaman 90 meter di Laut Baltik. Trek tampaknya mengarah kepada entitas, yang diukur penyelam berada di sekitar 300-meter. Meskipun berbagai ilmuwan telah menawarkan saran yang tak terhitung tentang asal entitas, anomali Laut Baltik masih tetap menjadi salah satu intrik dan misteri yang belum terpecahkan lautan dunia. "Pelajari lebih lanjut tentang Laut Baltik Misteri sini.
7. Brinicle:
air asin Konsentrat lolos dari dalam es beku yang terbentuk di atas permukaan laut dan merembes ke kedalaman air. Namun setelah garam terkonsentrasi berjalan di bawah permukaan air, karena proses alam membeku dan akan dibentuk menjadi brinicles. Brinicles terjadi di perairan laut dingin di sekitar kutub. Lihat Brinicle dalam tindakan di sini.
8. Red Tide:
Terjadinya pasang merah secara teknis disebut sebagai 'Algal Blooming' oleh para ilmuwan. Fenomena laut terjadi ketika ada pertumbuhan yang cepat atau blooming alga di perairan samudera. Kehadiran pasang merah sangat berbahaya karena ganggang ini bisa berakibat fatal bagi burung, hewan dan bahkan manusia.
9. Sea Foam:
The berbusa dari laut disebabkan oleh gangguan organisme hadir pada permukaan air karena aksi pasang surut konstan. Atau dalam kasus tertentu, buih laut juga dapat disebabkan karena gangguan yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti menghilangkan racun dari limbah ke dalam air laut.
10. Underwater Crop Circle:
Setelah dianggap menjadi obyek intrik tinggi, lingkaran tanaman air ini telah dijelaskan menjadi demonstrasi kreatif quests puffer ikan 'untuk menemukan pasangan mereka. Ini lingkaran bawah air memiliki keliling lebih dari enam kaki dan sering dihiasi dengan kerang dan barang-barang dekoratif lainnya ditemukan di dasar laut. Lingkaran tanaman bawah air yang ditemukan di bawah perairan pulau Jepang Anami Oshima. Beberapa menganggap ini misteri laut sebagai karya alien.
 
sumber n image credit : http://www.marineinsight.com

Kisah Si Manusia Samudera Bertahan 133Hari Hidup di Lautan

Saat Perang Dunia II, Poon Lim kelahiran Hainan, China, bekerja di kapal dagang Inggris, SS Ben Lomond. Tanggal 23 November 1942, ketika berlayar di Samudra Atlantik, kapal selam U-boat Jerman mentorpedo kapalnya.
Sebelum meledak dan karam, Lim mengambil jaket pelampung dan melompat ke laut. Dua jam di laut, ia menemukan rakit kayu beserta beberapa kaleng biskuit, 40 liter air, cokelat, sekantung gula, petasan suar, tempat rokok dan senter listrik.
Persediaan semakin menipis, Lim bertahan hidup dengan menampung air hujan. Ia membuat pisau dari kaleng dan menganyam tali untuk kail yang dibuat dari paku rakitnya. Ia juga meminum darah dari burung dan hati ikan hiu.
Sebenarnya ada dua kesempatan ia bisa diselamatkan. Pertama ketika sebuah kapal barang melintas, tetapi mereka tidak mempedulikannya karena ia berasal dari ras lain. Kedua pesawat patroli Amerika. Pesawat itu menjatuhkan pelampung tetapi karena badai besar ia urung mendapatkan penyelamatan.
(Lim juga pernah terlihat oleh seorang awak U-boat yang ketika itu latihan menembak burung camar.)
5 April 1943, rakit Lim mendekati daratan dan tiga nelayan Brasil menyelamatkannya. Lim bertahan selama 133 hari di lautan. Ia dirawat di rumah sakit sebelum kembali ke Inggris.
Ketika diberitahu bahwa tidak ada orang yang bisa selamat bertahan dalam waktu selama itu di laut, Lim menjawab, "Saya berharap tidak ada yang akan pernah memecahkan rekor itu."
Raja George VI memberikan medali Kekaisaran Inggris. Royal Navy memasukkan kisahnya pada buku manual teknik bertahan hidup. Setelah perang usai, Lim memutuskan pindah ke Amerika dan meninggal tanggal 4 Januari 1991 di usia 72 tahun.
Kisah Poon Lim menjadi kisah nyata bagaimana manusia bisa bertahan hidup di keganasan samudera, versi nyata dari film "Life of Pi"
Dari Cerita dan Pengalaman Lim kita bisa mengambil kesimpulan bahwan Peralatan Keselamatan ( Safety Equipment ) sangatlah penting bagi keselamatan jiwa dan bertahan hidup di laut, kita juga harus tau bagaimana cara memakai dan menggunakan Peralatan Keselamatan..
sumber link : http://forum.viva.co.id/aneh-dan-lucu/1105696-poon-lim-kisah-sang-manusia-samudera.html

PERLENGKAPAN KESELAMATAN DI KAPAL

•Belajar dari beberapa peristiwa kecelakaan kapal laut, misalnya tenggelamnya kapal Titanic yang menelan korban ribuan jiwa, maka setelah beberapa kali dikeluarkan peraturan keselamatan secara regional organisasi IMCO (sekarang menjadi IMO) pada 17 JUNE 1960 mengeluarkan peraturan internasional untuk Keselamatan Jiwa di Laut dikenal dengan nama SOLAS 1960, yang terus disempurnakan dan ditambah pada tahun 1974, 1978, 1981, 1981, 1988, 1991, 1997 dan terakhir tahun 2000.

• SOLAS merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk seluruh kapal yang memilik GRT 250 ton keatas, untuk kapal-kapal yang GRT nya dibawah 250 ton maka persyaratan harus mengikuti peraturan Pemerintah bendera kapal.
• SOLAS menulis beberapa peraturan yang terbagi dalam beberapa Chapter, pada saat ini sudah terdiri dari 12 chapter dan yang berkaitan dengan Peralatan Keselamatan adalah pada Chapter II – Construction – Fire protection, fire detection and fir extinction serta Chapter III mengenai Life-saving appliances and arrangement.
• Peralatan keselamatan peraturannya dikelompokkan untuk penggunaan dikapal jenis Kapal Penumpang dan Kapal Barang.
• Melihat bahwa nama dan jenis peralatan keselamatan belum secara keseluruhan dikenal dengan nama baku Indonesia, maka banyak nama2 yang masih menggunakan sebutan dalam bahasa Inggris. Jenis peralatan keselamatan dikapal sangat dipengaruhi dari jenis kapal, gross tonnage, bendera kapal, ukuran dimensi kapal dan jumlah orang yang berada dikapal.


PERALATAN YANG TERMASUK DALAM SAFETY EQUIPMENT PADA KAPAL
1. Dokumen / documentation2. Peralatan Navigasi/ Safety of Navigation3. Perlengkapan penyelamat jiwa/ life saving appliances4. Pompa pemadam, hidran, selang dan alat pemadam/ fire pumps, hydrants, hoses and extinguishers.5. Perlengkapan pemadam kebakaran untuk ruang muat / fire appliances in cargo spaces6. Perlengkapan pemadam lain / other fire appliances

1. Dokumen / documentation
Dokumen untuk keselamatan sangat penting keberadaanya dikapal, antara lain yang dipersyaratkan adalah :- Fire control plan, adalah merupakan gambar/ denah yang menunjukkan letak, posisi, jenis dan jumlah alat keselamatan dan pemadam kebakaran dikapal.
- Muster list and emergency procedure, merupakan daftar dan tugas awak kapal untuk keadaan darurat.
- Nautical publication, terdiri dari buku atau terbitan termasuk peta laut, yang menjelaskan secara lengkap arah berlayar, daftar rambu suar, daftar pasang surut dan informasi lain yang diperlukan.
- International code of signal berisi daftar isyarat int. ter masuk daftar call sign dari kapal.
2. Peralatan Navigasi/ Safety of Navigation

Penjelasan tentang peralatan navigasi cukup panjang, dan bisa dilihat di postingan lainnya, >>>KLIK DISINI<<<
3. Perlengkapan penyelamat jiwa/ life saving appliances

Yang termasuk dalam peralatan ini adalah :
- Peralatan dianjungan terdiri Line throwing appliances (alat pelempar tali),lengkap dengan roketnya.

- Parachute distress signal (isyarat bentuk parasit)

Gambar. Parachute distress signal
- Peralatan radio untuk survival
- Sekoci (life boat) merupakan boat penolong dengan kapasitas sesuai jumlah penumpang pada setiap sisi Sekoci dilengkapi dengan bermacam perlengkapan,untuk digunakan sebagai alat survival (lihat daftar).

Gambar. Lifeboat
- Dewi-dewi (davits) adalah peralatan untuk menurunkan atau meluncurkan,sekoci ke laut, sistim peluncuran ini juga dilengkapi beberapa peralatan,penunjang seperti tali, tangga, lampu.


- Rakit penolong kembung (inflatable liferaft) peralatan penolong berupa rakit penyelamat yang terbuka menyerupai perahu karet setelah dilempar kelaut. Rakit penolong ini ditempatkan disisi kiri dan kanan kapal dengan kapasitas setiap sisi sesuai penumpang.




Gambar. Liferaft

Untuk kapal yang memiliki panjang lebih dari 100 m dipersyaratkan untuk menempatkan satu life raft berkapasitas min. 6 orang dibagian depan (forward). Pada life raft terdapat beberapa perlengkapan survival dan pada tabung (capsule) life raft terdapat identifikasi nama kapal, port of registry dan kapasitas. Life raft memiliki konstruksi penopang didek yang secara mudah dapat diluncurkan, atau secara otomatis akan terlepas apabila kapal tenggelam.

- Life jacket, jaket pelampung merupakan pelampung yang harus memenuhi syarat dan dilengkapi dengan peluit serta lampu. Pelampung harus berwarna orange dan ditambah material reflective supaya terlihat dari jauh dan pada malam hari saat pencarian


-Lifebuoys, ban pelampung untuk menolong orang yang tercebur jatuh kelaut. Pelampung ini dilengkapi dengan tali sepanjang 27.5 m, ada yang dilengkapi smoke signal dan lampu yang dapat menyala sendiri (self igniting light). Pada pelampung ditulis nama kapal dan pelabuhan pendaftaran. Untuk kapal yang memiliki bridge deck atau bangunan atas yang tinggi, dilengkapi alat peluncur pelampung secara cepat dari deck anjungan.
- Jumlah pelampung minimum 8 bh, 4 dilengkapi lampu, 2 dilengkapi smoke signal dan dua hanya dilengkapi tali.


- Pilot ladder atau tangga pandu, yang digunakan untuk naik dan turun pandu kapal. Daerah tangga harus dilengkapi lampu penerangan. Ada jenis tangga pilot yang dilengkapi dengan sistim mekanis, tangga dapat naik turun dengan winch.


Gambar. Tangga

4. Pompa pemadam, hidran, selang dan alat pemadam/ fire pumps, hydrants, hoses and extinguishers.

Penjelasan tentang ini telah ada pada postingan sebelumnya, >>>KLIK DISINI<<<
5. Perlengkapan pemadam kebakaran untuk ruang muatm/ fire appliances in cargo spaces
Pada umumnya ruang muat menggunakan sistim pemadam kebakaran CO2 Instalasi CO2 dipasang pada bagian atas ruang muat, pipa akan mengalirkan CO2 mulai dari CO2 dalam tabung yang disimpan di ruang tabung CO2.Pipa tersebut akan menembus bulkhead secara baik dan berujung di seluruh ruang muat.
Pengaturan pengaliran CO2 dapat diatur dari panel kontrol yang terdapat di disekitar ruang tabung CO2 Supaya pemadaman dapat dilaksanakan secara efektif maka seluruh lubang pada ruang palkah harus dapat ditutup rapat, termasuk lubang ventilasinya. Secara berkala instalasi CO2 harus diperiksa dan tabung ditimbang
6. Perlengkapan pemadam lain / other fire appliances
Dikapal dilengkapi perlengkapan lain sebagai penunjang pemadam kebakaran adalah firemen outfit, yaitu baju pemadam yang digunakan saat pemadaman lengkap dengan safety lamp, life line, axe, helmet, baju, celana, sepatu dan sarung tangan tahan api Alat pernafasan (oksigen) yang terdiri dari masker dan tabung oksigen yang dapat dikenakan pada saat pemadaman lengkap dengan beberapa tabung cadangan Jumlah baju pemadam dan alat bantu pernafasan diatur sesuai persyaratan SOLAS atau sesuai dengan ketentuan pemerintah bendera Kotak pasir dan sekop, harus tersedia disekitar ruang mesin dan kapak besar tersedia ditempat yang mudah dijangkau Kapal dilengkapi pula dengan fasilitas international shore connection.



Sumber : Lecture Notes "Sistem dan Perlengkapan Kapal"
Referensi : SOLAS 1974

SEJARAH PENEMUAN KAPAL SELAM

Pernahkah kalian melihat kapal selam yang sangat besar sedang mengarungi lautan? Bagaimanakah bentuk kapal selan ketika pertama kali ditemukan? Dan siapa sajakah penemu yang telah berjasa dalam proses perkembangan kapal selam hingga secanggih saat ini? Sejak abad pertengahan, para penemu atau ilmuwan di Eropa sudah mulai memikirkan bagaimana membuat kapal yang dapat menyelam dan timbul lagi dengan usahanya sendiri. Kapal tersebut nantinya akan digunakan untuk kepentingan peperangan maupun sekedar mengamati kehidupan di dalam laut.
Pada tahun 1465 seorang penemu bernama Keyser dari Nuremberg, Jerman dilaporkan sudah mampu merancang sebuah perahu yang dapat menyelam dalam air. Lalu pada tahun 1578 seorang ahli matematika bernama William Bourne, merancang sebuah kapal yang dilapisi oleh kulit kedap air. Karena waktu itu belum dikenal adanya mesin, maka kapal ini bergerak menggunakan dayung serta dilengkapi dengan tangki-tangki yang dapat diisi air dan di kosongkan lagi agar kapal dapat mengapung. Namun sayangnya rancangan ini tidak diwujudkan secara nyata, melainkan hanya di tuangkan dalam buku Inventions of Devices.
Sejarah Kapal Selam
Kemudian pada tahun 1620, Cornelis Drebbel, membuat kapal selam yang berbentuk seperti dua perahu yang di susun dan di tutup dengan kulit agar kedap air. Kapal ini berhasil menyelam sedalam 360 sampai 450 cm dengan didayung oleh 12 orang. Lubang-lubang dayungannya juga dibuat sedemikian rupa sehingga tidak kemasukan air.
Pada tahun 1680 Giovanni Alfonso Borelli dari Italia juga merancang kapal selam yang digerakkan dengan dayung dan memakai kantung-kantung pengapung dari kulit kambing. Namun rancangan itu baru terwujud ketika Nethaniel Symons meniru rancangan Borelli pada tahun 1747 dan mengujinya di Sungai Themes. Kapal ini mampu bertahan di dalam air selama 45 menit.
Pada tahun 1775, David Bushnell membuat sebuah kapal selam yang diberi nama Turtle (Penyu). Kapal selam ciptaannya berbentuk seperti telur, dan terbuat dari kayu. Kapal selam yang digerakkan menggunakan mesin uap mulai ditemukan oleh Robert Fulton pada tahun 1799. Kapal yang berukuran 7,4 m dan berbentuk seperti cerutu ini mampu menyelam selama 6 jam dan membawa empat orang awak di dalamnya.
Pada tahun 1850, Wilhelm Bauer menghasilkan kapal selam bergelar Brandtaucher (Penyelam Api) dan tahun 1855 menghasilkan kapal selam Seateufel (Setan Laut) sepanjang 52 kaki untuk tentara laut imperial Rusia. Pada tahun 1886 diluncurkan sebuah kapal selam buatan Spanyol yang menggunakan dua motor elektrik 30 tenaga kuda. Selanjutnya, Perancis meluncurkan Gymnote (Belut) pada April 1887.
Kapal selam yang lebih maju lagi dimiliki oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1900. Kapal yang panjangnya 1.590 cm, dijalankan dengan tenaga mesin bensin dan listrik ini diberi nama Holland, sesuai dengan nama penemunya John PG Holland. Karena merupakan bagian peralatan militer, kapal ini dilengkapi dengan persenjataan, di antaranya adalah torpedo. Pada tahun 1906, pihak Jerman mulai menggunakan kapal selam bermesin diesel untuk pergerakan di permukaan air.
Pada tahun 1954, Angkatan Laut Amerika Serikat membuat sejarah baru dengan meluncurkan kapal selam pertama bertenaga nuklir bernama Nautilus. Nautilus pun menjadi kapal selam pertama yang berhasil melintasi Kutub Utara pada tahun 1958. Prestasi lain diukir oleh kapal selam Triton yang berhasil mengarungi seluruh lautan di dunia pada tahun 1960. Kapal ini mampu melintasi jarak sejauh 66.970 km dalam waktu 84 hari saja. Bukan hanya Amerika Serikat, Uni Soviet juga mempunyai sekitar 350 kapal selam, dengan sekitar 60 kapal selam yang dipersenjatai rudal balistik.
Pada tahun 2010 di Barrow-in-Furness di Cumbria, Inggris diluncurkan kapal selam terbesar Inggris di dunia. Kapal selam bernama Ambush ini panjangnya lebih kurang 291 kaki, setara dengan panjang lapangan sepak bola. Kapal selam terbesar ini mampu mengubah air laut menjadi oksigen dan air tawar sehingga mampu mempertahankan 98 kru-nya tetap hidup.
Selain itu, kapal selam ini juga nyaris tak bersuara sehingga tak mudah dideteksi musuh. Sonar dan radar kapal selam Ambush bisa mendeteksi kapal lain yang berjarak 3.000 nautikal mil (5.556 kilometer). Hebatnya lagi, misi kapal selam biasanya hanya 10 minggu, tetapi secara teori kapal selam ini bisa bertahan di dalam air tanpa perlu muncul ke permukaan seumur hidupnya selama 25 tahun. Mesinnya yang bertenaga nuklir bisa menggerakkan kapal dengan kecepatan hingga 20 knot. Saking besarnya, energi nuklirnya dikatakan bisa menghidupi seluruh kota Southampton.
Foto: submarine-history.com/.tqn.com
Image : jakartagreater.com

EMERGENCY PROCEDURE

A. PROSEDUR KEADAAN DARURAT
Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini peserta diklat mampu menjelaskan dengan lancar tindakan – tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi keadaan darurat di kapal.

1. PENDAHULUAN

Kecelakaan dapat terjadi pada kapal-kapal baik dalam pelayaran, sedang berlabuh atau sedang melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan/terminal meskipun sudah dilakukan usaha supaya yang kuat untuk menghindarinya.

Manajemen harus memperhatikan ketentuan yang diatur dalam Health and Safety work Act, 1974 untuk melindungi pelaut pelayar dan mencegah resiko-resiko dalam melakukan suatu aktivitas di atas kapal terutama menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja, baik dalam keadaan normal maupun darurat.

Suatu keadaan darurat biasanya terjadi sebagai akibat tidak bekerja normalnya suatu sistem secara prosedural ataupun karena gangguan alam.


Definisi

Prosedure :

Suatu tata cara atau pedoman kerja yang harus diikuti dalam melaksanakan suatu kegiatan agar mendapat hasil yang baik.

Keadaan darurat :

Keadaan yang lain dari keadaan normal yang mempunyai kecenderungan atau potensi tingkat yang membahayakan baik bagi keselamatan manusia, harta benda maupun lingkungan.




Prosedur keadaan darurat :

Tata cara/pedoman kerja dalam menanggulangi suatu keadaan darurat, dengan maksud untuk mencegah atau mengurangi kerugian lebih lanjut atau semakin besar.

Jenis jenis Prosedur Keadaan Darurat :

– Prosedur intern (lokal)

Ini merupakan pedoman pelaksanaan untuk masing-masing bagian/ departemen, dengan pengertian keadaan darurat yang terjadi masih dapat di atasi oleh bagian-bagian yang bersangkutan, tanpa melibatkan kapal-kapal atau usaha pelabuhan setempat.

– Prosedur umum (utama)

Merupakan pedoman perusahaan secara keseluruhan dan telah menyangkut keadaan darurat yang cuku besar atau paling tidak dapat membahayakan kapal-kapal lain atau dermaga/terminal.

Dari segi penanggulangannya diperlukan pengerahan tenaga yang banyak atau melibatkan kapal-kapal / penguasa pelabuhan setempat.

2. JENIS-JENIS KEADAAN DARURAT

Kapal laut sebagai bangunan terapung yang bergerak dengan daya dorong pada kecepatan bervariasi melintasi berbagai daerah pelayaran dalam kurun waktu tertentu, akan mengalami berbagai problematika yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti cuaca, keadaan alur pelayaran, manusia, kapal dan lain-lain yang belum dapat diduga oleh kemampuan manusia dan pada akhirnya menimbulkan gangguan pelayaran dari kapal.

Gangguan pelayaran pada dasarnya dapat berupa gangguan yang dapat langsung diatasi, bahkan perlu mendapat bantuan langsung dari pihak tertentu, atau gangguan yang mengakibatkan Nakhoda dan seluruh anak buah kapal harus terlibat baik untuk mengatasi gangguan tersebut atau untuk hares meninggalkan kapal.

Keadaan gangguan pelayaran tersebut sesuai situasi dapat dikelompokkan menjadi keadaan darurat yang didasarkan pada jenis kejadian itu sendiri, sehingga keadaan darurat ini dapat disusun sebagai berikut :
a. Tubrukan
b. Kebakaran/ledakan
c. Kandas
d. Kebocoran/tenggelam
e. Orang jatuh ke laut
f. Pencemaran.

Keadaan darurat di kapal dapat merugikan Nakhoda dan anak buah kapal serta pemilik kapal maupun Iingkungan taut bahkan juga dapat menyebabkan terganggunya 'ekosistem' dasar taut, sehingga perlu untuk memahami kondisi keadaan darurat itu sebaik mungkin guna memiliki kemampuan dasar untuk dapat mengindentifikasi tanda-tanda keadaan darurat agar situasi tersebut dapat diatasi oleh Nakhoda dan anak buah kapal maupun kerjasama dengan pihak yang terkait.

1) Tubrukan
Keadaan darurat karena tubrukan kapal dengan kapal atau kapal dengan dermaga maupun dengan benda tertentu akan mungkin terdapat situasi kerusakan pada kapal, korban manusia, tumpahan minyak ke laut (kapal tangki), pencemaran dan kebakaran. Situasi Iainnya adalah kepanikan atau ketakutan petugas di kapal yang justru memperlambat tindakan, pengamanan, penyelamatan dan penanggulangan keadaan darurat tersebut.

2) Kebakaran / ledakan
Kebakaran di kapal dapat terjadi di berbagai lokasi yang rawan terhadap kebakaran, misalnya di kamar mesin, ruang muatan, gudang penyimpanan perlengkapan kapal, . instalasi listrik dan tempat akomodasi Nakhoda dan anak buah kapal.

Sedangkan ledakan dapat terjadi karena kebakaran atau sebaliknya kebakaran terjadi karena ledakan, yang pasti kedua-duanya dapat menimbulkan situasi darurat serta perlu untuk diatasi.

Keadaan darurat pada situasi kebakaran dan ledakan tentu sangat berbeda dengan keadaan darurat karena tubrukan, sebab pada situasi yang demikian terdapat kondisi yang panas dan ruang gerak terbatas dan kadang-kadang kepanikan atau ketidaksiapan petugas untuk bertindak mengatasi keadaan maupun peralatan yang digunakan sudah tidak layak atau tempat penyimpanan telah berubah.

3) Kandas
Kapal kandas pada umumnya didahului dengan tanda-tanda putaran baling-baling terasa berat, asap di cerobong mendadak menghitam, badan kapal bergetar dan kecepatan kapal berubah kemudian berhenti mendadak.

Pada saat kapal kandas tidak bergerak, posisi kapal akan sangat tergantung pada permukaan dasar taut atau sungai dan situasi di dalam kapal tentu akan tergantung juga pada keadaan kapal tersebut.

Pada kapal kandas terdapat kemungkinan kapal bocor dan menimbulkan pencemaran atau bahaya tenggelam kalau air yang masuk ke dalam kapal tidak dapat diatasi, sedangkan bahaya kebakaran tentu akan dapat saja terjadi apabila bahan bakar atau minyak terkondisi dengan jaringan listrik yang rusak menimbulkan nyala api dan tidak terdeteksi sehingga menimbulkan kebakaran.

Kemungkinan kecelakaan manusia akibat kapal kandas dapat saja terjadi karena situasi yang tidak terduga atau terjatuh saat terjadi perubahan posisi kapal.

Kapal kandas sifatnya dapat permanen dan dapat pula bersifat sementara tergantung pada posisi permukaan dasar laut atau sungai, ataupun cara mengatasinya sehingga keadaan darurat seperti ini akan membuat situasi di lingkungan kapal akan terjadi rumit.

4) Kebocoran/Tenggelam
Kebocoran pada kapal dapat terjadi karena kapal kandas, tetapi dapat juga terjadi karena tubrukan maupun kebakaran serta kerusakan kulit pelat kapal karena korosi, sehingga kalau tidak segera diatasi kapal akan segera tenggelam.

Air yang masuk dengan cepat sementara kemampuan mengatasi kebocoran terbatas, bahkan kapal menjadi miring membuat situasi sulit diatasi. Keadaan darurat ini akan menjadi rumit apabila pengambilan keputusan dan pelaksanaannya tidak didukung sepenuhnya oleh seluruh anak buah kapal, karena upaya untuk mengatasi keadaan tidak didasarkan pada azas keselamatan dan kebersamaan.


5) Orang jatuh ke laut

Orang jatuh ke laut merupakan salah satu bentuk kecelakaan yang membuat situasi menjadi darurat dalam upaya melakukan penyelamatan.

Pertolongan yang diberikan tidak dengan mudah dilakukan karena akan sangat tergantung pada keadaan cuaca saat itu serta kemampuan yang akan memberi pertolongan, maupun fasilitas yang tersedia.

6) Pencemaran

Pencemaran taut dapat terjadi karena buangan sampah dan tumpahan minyak saat bunkering, buangan limbah muatan kapal tangki, buangan limbah kamar mesin yang melebihi ambang 15 ppm dan karena muatan kapal tangki yang tertumpah akibat tubrukan atau kebocoran.

Upaya untuk mengatasi pencemaran yang terjadi merupakan hal yang sulit karena untuk mengatasi pencemaran yang terjadi memerlukan peralatan, tenaga manusia yang terlatih dan kemungkinan-kemungkinan resiko yang harus ditanggung oleh pihak yang melanggar ketentuan tentang pencegahan pencemaran.

3. DENAH KEADAAN DARURAT

a. Persiapan.

Perencanaan dan persiapan adalah syarat utama untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan keadaan darurat dikapal.
Nahkoda dan para perwira harus menyadari apa yang mereka harus lakukan pada keadaan darurat yang bermacam-macam, misalnya kebakaran di tangki muatan, kamar mesin, kamar A.B.K. dan orang pingsan di dalam tangki, kapal lepas dari dermaga dan Hanyut, cara kapal lepas dermaga dan lain-lain.

Harus dapat secara cepat dan tepat mengambil keputusan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi segala macam keadaan darurat.

Data/info yang selalu harus siap
 Jenis jumlah dan pengaturan muatan.
 Apakah ada cairan kimia yang berbahaya.
 General arrangement dan stabilitas info, serta
 Rencana peralatan pemadam kebakaran.

b. Organisasi keadaan darurat

Suatu organisasi keadaan darurat harus disusun untuk operasi keadaan darurat.

Maksud dan tujuan organisasi bagi setiap situasi adalah untuk :
 Menghidupkan tanda bahaya.
 Menemukan dan menaksir besarnya kejadian dan kemungkinan bahayanya.
 Mengorganisasi tenaga dan peralatan.

Ada empat petunjuk perencanaan yang perlu diikuti :

 Pusat komando.

Kelompok yang mengontrol kegiatan di bawah pimpinan Nahkoda atau perwira senior serta dilengkapi perangkap komunikasi intern dan extern.

 Satuan kesadaran darurat.

Kelompok di bawah perwira senior yang dapat menaksir keadaan, melapor kepusat komando menyarankan tindakan apa yang harus diambil apa dan dari mana bantuan dibutuhkan.

 Satuan pendukung.

Kelompok pendukung ini di bawah seorang perwira harus selalu slap membantu kelompok induk dengan perintah pusat komando dan menyediakan bantuan pendukung seperti peralatan, perbekalan, bantuan medis, termasuk alat bantuan pernapasan dan lain-lain.

 Kelompok ahli mesin.

Kelompok di bawah satuan pendukung Engineer atau Senior Engineer menyediakan bantuan atas perintah pusat komando.
Tanggung jawab utamanya di ruang kamar mesin, dan bisa memberi bantuan bila diperlukan.

c. Tindakan pendahuluan.

Seseorang yang menemukan keadaan darurat harus membunyikan tanda bahaya, laporkan kepada perwira jaga yang kemudian menyiapkan organisasi, sementara itu yang berada dilokasi segera mengambil tindakan untuk mengendalikan keadaan sampai diambil alih oleh organisasi keadaan darurat. Setiap orang harus tahu dimana tempatnya dan apa tugasnya termaksud kelompok pendukung harus stand-by menunggu perintah selanjutnya.

d. Alarm kebakaran kapal.

Pada saat berada di teminal, alarm ini harus diikuti dengan beberapa tiupan panjang dengan waktu antara tidak kurang dari 10 detik.

e. Denah peralatan pemadam kebakaran.

Denah peralatan ini harus dipasang tetap pada tempat yang mudah dilihat disetiap geladak.

f. Pengawasan dan pemeliharaan.

Karena peralatan pemadam kebakaran harus selalu slap untuk dipergunakan setiap saat, maka perlu adanya pengecekan secara periodik dan dilaksanakan oleh perwira yang bertanggung jawab akan pemeliharaan/perbaikan atau pengisian tabung harus tepat waktu.

g. Latihan

Untuk menjaga ketrampilan dan kesiapan anak buah maka harus diadakan latihan balk teori atau praktek secara berkala dan teratur. Bila ada kesempatan untuk mengadakan latihan bersama atau pertemuan pemadaman kebakaran dengan personil darat maka harus diadakan tukar informasi balk mengenai jumlah maupun letak alat pemadam kebakaran guna memperlancar pelaksanaan bila terjadi kebakaran di kapal.

Keuntungan dibuatnya organisasi penanggulangan keadaan darurat, antara lain :

* Tugas dan tanggung jawab tidak terlalu berat, karena dipikul bersama-sama serta berbeda-beda.

* Tugas dan tanggung jawab dapat tertulis dengan jelas dengan demikian dapat mengurangi tindakan-tindakan yang kurang disiplin.

* Hanya ada satu pimpinan (komando), sehingga perintah, instruksi dan lain-lain akan lebih terarah, teratur dan terpadu, terhindar dari kesimpangsiuran.

* Dapat terhindar dari hambatan hirarki formal yang selalu ada dalam perusahaan, karena petugas dari berbagai bidang yang diperlukan semuanya sudah tergabung dalam satu bentuk organisasi.

* Apabila terjadi suatu kegagalan karena melaksanakan tugas yang tertentu, maka hal ini dapat segera dipelajari kembali untuk perbaikan.

* Dengan adanya organisasi keadaan darurat, maka semua individu merasa saling terkait.


4. PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

Penanggulangan keadaan darurat didasarkan pada suatu pola terpadu yang mampu mengintegrasikan aktivitas atau upaya. Penanggulangan keadaan darurat tersebut secara cepat, tepat dan terkendali atas dukungan dari instansi terkait dan sumber daya manusia serta fasilitas yang tersedia.

Dengan memahami pola penanggulangan keadaan darurat ini dapat diperoleh manfaat :

 Mencegah (menghilangkan) kemungkinan kerusakan akibat meluasnya kejadian darurat itu.
 Memperkecil kerusakan-kerusakan mated dan lingkungan.
 Dapat menguasahi keadaan (Under control).

Untuk menanggulangi keadaan darurat diperlukan beberapa Iangkah mengantisipasi yang terdiri dari :

a. Pendataan

Dalam menghadapi setia keadaan darurat dikenal selalu diputuskan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi peristiwa tersebut maka perlu dilakukan pendataan sejauh mana keadaan darurat tersebut dapat membahayakan manusia (pelayar), kapal dan lingkungannya serta bagaimana cara mengatasinya disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang tersedia.

Langkah-Langkah pendataan
 Tingkat kerusakan kapal
 Gangguan keselamatan kapal (Stabilitas)
 Keselamatan manusia
 Kondisi muatan
 Pengaruh kerusakan pada lingkungan
 Kemungkinan membahayakan terhadap dermaga atau kapal lain.

b. Peralatan

Sarana dan prasarana yang akan digunakan disesuaikan dengan keadaan darurat yang dialami dengan memperhatikan kemampuan kapal dan manusia untuk melepaskan diri dari keadaan darurat tersebut hingga kondisi normal kembali.

Petugas atau anak buah kapal yang terlibat dalam operasi mengatasi keadaan darurat ini seharusnya mampu untuk bekerjasama dengan pihak lain bila mana diperlukan (dermaga, kapal lain/team SAR).

Secara keseluruhan peralatan yang dipergunakan dalam keadaan darurat adalah :

 Breathing Apparatus – Alarm
 Fireman Out Fit – Tandu
 Alat Komunikasi
 dan lain-lain disesuaikan dengan keadaan daruratnya.

c. Mekanisme kerja

Setiap kapal harus mempunyai team-team yang bertugas dalam perencanaan dan pengeterapan dalam mengatasi keadaan darurat. Keadaan-keadaan darurat ini harus meliputi semua aspek dari tindakan-tindakan yang harus diambil pada saat keadaan darurat serta dibicarakan dengan penguasa pelabuhan, pemadam kebakaran, alat negara dan instansi lain yang berkaitan dengan pengarahan tenaga, penyiapan prosedur dan tanggung jawab, organisasi, sistem, komunikasi, pusat pengawasan , inventaris dan detail lokasinya.

Tata cara dan tindakan yang akan diambil antara lain :
 Persiapan, yaitu langkah-langkah persiapan yang diperlukan dalam menangani keadaan darurat tersebut berdasarkan jenis dan kejadiannya.

 Prosedur praktis dari penanganan kejadian yang harus diikuti dari beberapa kegiatan/bagian secara terpadu.

 Organisasi yang solid dengan garis-garis komunikasi dan tanggung jawabnya.

 Pelaksanaan berdasarkan 1, 2, dan 3 secara efektif dan terpadu.

Prosedur di atas harus meliputi segala ma cam keadaan darurat yang ditemui, baik menghadapi kebakaran, kandas, pencemaran, dan lain-lain dan harus dipahami benar oleh pelaksana yang secara teratur dilatih dan dapat dilaksanakan dengan baik.

Keseluruhan kegiatan tersebut di atas merupakan suatu mekanisme kerja yang hendak dengan mudah dapat diikuti oleh setiap manajemen yang ada dikapal, sehingga kegiatan mengatasi keadaan darurat dapat berlangsung secara bertahap tanpa harus menggunakan waktu yang lama, aman, lancar dan tingkat penggunaan biaya yang memadai. untuk itu peran aktif anak buah kapal sangat tergantung pada kemampuan individual untuk memahami mekanisme kerja yang ada, serta dorongan rasa tanggung jawab yang didasari pada prinsip kebersamaan dalam hidup bermasyarakat di kapal.

Mekanisme kerja yang diciptakan dalam situasi darurat tentu sangat berbeda dengan situasi normal, mobilitas yang tinggi selalu mewarnai aktifitas keadaan darurat dengan lingkup kerja yang biasanya tidak dapat dibatasi oleh waktu karena tuntutan keselamatan. Oleh sebab itu loyalitas untuk keselamatan bersama selalu terjadi karena ikatan moral kerja dan dorongan demi kebersamaan.

5. PENGENALAN ISYARAT BAHAYA

Tanda untuk mengingatkan anak buah kapal tentang adanya suatu keadaan darurat atau bahaya adalah dengan kode bahaya.

a. Sesuai peraturan Internasional isyarat-isyarat bahaya dapat digunakan secara umum untuk kapal laut adalah sebagai berikut:
 Suatu I isyarat letusan yang diperdengarkan dengan selang waktu kira-kira 1 (satu) menit.

 Bunyi yang diperdengarkan secara terus-menerus oleh pesawat pemberi isyarat kabut (smoke signal )

 Cerawat – cerawat atau peluru-peluru cahaya yang memancarkan bintang-bintang memerah yang ditembakkan satu demi satu dengan selang waktu yang pendek.

 Isyarat yang dibuat oleh radio telegrafi atau sistim pengisyaratan lain yang terdiri atas kelompok SOS dari kode morse.

 Isyarat yang dipancarkan dengan menggunakan pesawat radio telepon yang terdiri atas kata yang diucapkan "Mede" (mayday )

 Kode isyarat bahaya internasional yang ditujukan dengan NC.

 Isyarat yang terdiri atas sehelai bendera segi empat yang di atas atau sesuatu yang menyerupai bola.

 Nyala api di kapal (misalnya yang berasal dari sebuah tong minyak dan sebagainya, yang sedang menyala).

 Cerawat payung atau cerawat tangan yang memancarkan cahaya merah.

 Isyarat asap yang menyebarkan sejumlah asa jingga (orange).

 Menaik-turunkan lengan-lengan yang terentang kesamping secara perlahan-lahan dan berulang- ulang.

 Isyarat alarm radio telegrafi
 Isyarat alarm radio teleponi

 Isyarat yang dipancarkan oleh rambu-rambu radio petunjuk posisi darurat.

b. Sesuai dengan kemungkinan terjadinya situasi darurat di kapal, isyarat bahaya yang umumnya dapat terjadi adalah :

1) Isyarat kebakaran

Apabila terjadi kebakaran di atas kapal maka setia orang di atas kapal yang pertama kali melihat adanya kebakaran wajib melaporkan kejadian tersebut pada mualim jaga di anjungan.

Mualim jaga akan terus memantau perkembangan upaya pemadaman kebakaran dan apabila kebakaran tersebut tidak dapat di atasi dengan alat-alat pemadam portable dan dipandang perlu untuk menggunakan peralatan pemadam kebakaran tetap serta membutuhkan peran seluruh anak buah kapal, maka atas keputusan dan perintah Nakhoda isyarat kebakaran wajib dibunyikan dengan kode suling atau bel satu pendek dan satu panjang secara terus menerus seperti berikut :

. _____________ . ___________ . _________ . __________


Setiap anak buah kapal yang mendengar isyarat kebakaran wajib melaksanakan tugasnya sesuai dengan perannya pada sijil kebakaran dan segera menuju ke tempat tugasnya untuk menunggu perintah lebih lanjut dari komandan regu pemadam kebakaran.


2) Isyarat sekoci / meninggalkan kapal

Dalam keadaan darurat yang menghendaki Nakhoda dan seluruh anak buah kapal harus meninggalkan kapal maka kode isyarat yang dibunyikan adalah melalui bel atau suling kapal sebanyak 7 (tujuh) pendek dan satu panjang secara terus menerus seperti berikut :


……. ___________ ……. _________ ……. __________


3) Isyarat orang jatuh ke taut

Dalam pelayaran sebuah kapal dapat saja terjadi orang jatuh ke laut, bila seorang awak kapal melihat orang jatuh ke laut, maka tindakan yang harus dilakukan adalah :

• Berteriak "Orang jatuh ke laut"
• Melempar pelampung penolong (lifebuoy)
• Melapor ke Mualim jaga.

Selanjutnya Mualim jaga yang menerima laporan adanya orang jatuh ke laut dapat melakukan manouver kapal untuk berputar mengikuti ketentuan "Willemson Turn" atau "Carnoevan turn" untuk melakukan pertolongan.

Bila ternyata korban tidak dapat ditolong maka kapal yang bersangkutan wajib menaikkan bendera internasional huruf "O".

4) Isyarat Bahaya lainnya

Dalam hal-hal tertentu bila terjadi kecelakaan atau keadaan darurat yang sangat mendesak dengan pertimbangan bahwa bantuan pertolongan dari pihak lain sangat dibutuhkan maka setiap awak kapal wajib segera memberikan tanda perhatian dengan membunyikan bel atau benda lainnya maupun berteriak untuk meminta pertolongan.

Tindakan ini dimaksud agar mendapat bantuan secepatnya sehingga korban dapat segera ditolong dan untuk mencegah timbulnya korban yang lain atau kecelakaan maupun bahaya yang sedang terjadi tidak meluas.

Dalam keadaan bahaya atau darurat maka peralatan yang dapat digunakan adalah peralatan atau mesin-mesin maupun pesawat-pesawat yang mampu beroperasi dalam keadaan tersebut.

Sebuah kapal didesain dengan memperhitungkan dapat beroperasi pada kondisi normal dan kondisi darurat.

Oleh sebab itu pada kapal dilengkapi juga dengan mesin atau pesawat yang mampu beroperasi pada kondisi darurat.

Adapun mesin-mesin atau pesawat-pesawat yang dapat beroperasi pada keadaan darurat terdiri dari :

* Emergency steering gear
* Emergency generator
* Emergency radio communication
* Emergency fire pump
* Emergency ladder
* Emergency buoy
* Emergency escape trunk
* Emergency alarm di kamar pendingin, cargo space, engine room space, accomodation space

Setiap mesin atau pesawat tersebut di atas telah ditetapkan berdasarkan ketentuan SOLAS 1974 tentang penataan dan kapasitas atau kemampuan operasi.

Sebagai contoh Emergency Fire Pump (pompa pemadam darurat) berdasarkan ketentuan wajib dipasang di luar kamar mesin dan mempunyai tekanan kerja antara 3 - 5 kilogram per sentimeter persegi dan digerakkan oleh tenaga penggerak tersendiri. Sehingga dalam keadaan darurat bila pompa pemadam utama tidak dapat beroperasi, maka alternatif lain hanya dapat menggunakan pompa pemadam darurat dengan aman di luar kamar mesin.

6. TINDAKAN DALAM KEADAAN DARURAT

a. Sijil bahaya atau darurat

Dalam keadaan darurat atau bahaya setia awak kapal wajib bertindak sesuai ketentuan sijil darurat, oleh sebab itu sijil darurat senantiasa dibuat dan diinformasikan pada seluruh awak kapal.

Sijil darurat di kapal perlu di gantungkan di tempat yang strategis, sesuai, mudah dicapai, mudah dilihat dan mudah dibaca oleh seluruh pelayar dan memberikan perincian prosedur dalam keadaan darurat, seperti :

1) Tugas-tugas khusus yang harus ditanggulangi di dalam keadaan darurat oleh setiap anak buah kapal.

2) Sijil darurat selain menunjukkan tugas-tugas khusus, juga tempat berkumpul (kemana setiap awak kapal harus pergi).

3) Sijil darurat bagi setiap penumpang harus dibuat dalam bentuk yang ditetapkan oleh pemerintah.

4) Sebelum kapal berangkat, sijil darurat harus sudah dibuat dan salinannya digantungkan di beberapa tempat yang strategis di kapal, terutama di ruang ABK.

5) Di dalam sijil darurat juga diberikan pembagian tugas yang berlainan bagi setiap ABK, misalnya:

 Menutup pintu kedap air, katup-katup, bagian mekanis dari lubang-lubang pembuangan air di kapal d1l,
 Perlengkapan sekoci penolong termasuk perangkat radio jinjing maupun perlengkapan Iainnya.
 Menurunkan sekoci penolong.
 Persiapan umum alat-alat penolong / penyelamat lainnya.
 Tempat berkumpul dalam keadaan darurat bagi penumpang.
 Alat-alat pemadam kebakaran termasuk panel kontrol kebakaran.

6) Selain itu di dalam sijil darurat disebutkan tugas-tugas khusus yang dikerjakan oleh anak buah kapal bagian CID (koki, pelayan d1l), seperti :

 Memberikan peringatan kepada penumpang.

 Memperhatikan apakah mereka memakai rompi renang mereka secara semestinya atau tidak.

 Mengumpulkan para penumpang di tempat berkumpul darurat.

 Mengawasi gerakan dari para penumpang dan memberikan petunjuk di gang-gang atau di tangga.

 Memastikan bahwa persediaan selimut telah dibawa sekoci / rakit penolong.

7) Dalam hal yang menyangkut pemadaman kebakaran, sijil darurat memberikan petunjuk cara-cara yang biasanya dikerjakan dalam terjadi kebakaran, serta tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakan dalam hubungan dengan operasi pemadaman, peralatan-peralatan dan instalasi pemadam kebakaran di kapal.

8) Sijil darurat harus membedakan secara khusus semboyan-semboyan panggilan bagi ASK untuk berkumpul di sekoci penolong mereka masing-masing, di rakit penolong atau di tempat berkumpul untuk memadamkan kebakaran. Semboyan-semboyan tersebut diberikan dengan menggunakan ruling kapal atau sirine, kecuali di kapal penumpang untuk pelayaran internasional jarak pendek dan di kapal barang yang panjangnya kurang dari 150 kaki (45,7m), yang harus dilengkapi dengan semboyan¬-semboyan yang dijalankan secara elektronis, semua semboyan ini dibunyikan dan anjungan.

Semboyan untuk berkumpul dalam keadaan darurat terdiri dari 7 atau lebih tiup pendek yang diikuti dengan 1 tiup panjang dengan menggunakan suling kapal atau sirine dan sebagai tambahan semboyan ini, boleh dilengkapi dengan bunyi bel atau gong secara terus menerus.

Jika semboyan ini berbunyi, itu berarti semua orang di atas kapal harus mengenakan pakaian hangat dan baju renang dan menuju ke tempat darurat mereka. ABK melakukan tugas tempat darurat mereka. Sesuai dengan apa yang tertera di dalam sijil darurat dan selanjutnya menunggu perintah.

Setia juru mudi dan anak buah sekoci menuju ke sekoci dan mengerjakan :

* Membuka tutup sekoci, lipat dan masukkan ke dalam sekoci (sekoci-sekoci kapal modern sekarang ini sudah tidak memakai tutup lagi tetapi dibiarkan terbuka).

* Dua orang di dalam sekoci masing-masing seorang di depan untuk memasang tali penahan sekoci yang berpasak (cakil) dan seorang yang dibelakang untuk memasang pro sekoci.
* Tali penahan yang berpasak tersebut dipasang sejauh mungkin ke depan tetapi sebelah dalam dari lapor sekoci dan disebelah luar tali-tali lainnya, lalu dikencangkan.

* Memeriksa apakah semua awak kapal dan penumpang telah memakai rompi renang dengan benar/tidak.

* Selanjutnya siap menunggu perintah.

Untuk mampu bertindak dalam situasi darurat maka setiap awak kapal harus mengetahui dan terampil menggunakan perlengkapan keselamatan jiwa di laut dan mampu menggunakan sekoci dan peralatannya maupun cakap menggunakan peralatan pemadam kebakaran.

Adapun perlengkapan keselamatan jiwa di taut meliputi:

a) Life saving appliances
 Life boat
 Life jacket
 Life raft
 Bouyant apparatus
 Life buoy
 Line throwing gun
 Life line
 Emergency signal (parachute signal, red hand flare, orange smoke signal)

b) Fire fighting equipment
 Emergency fire pump, fire hidrants
 Hose & nozzles
 Fire extinguishers (fixed and portable)
 Smoke detector and fire detector system
 C02 Installation
 Sprinkler system (Automatic water spray)
 Axes and crow bars
 Fireman outfits and breathing apparatus
 Sand in boxes.

Sedangkan latihan sekoci dan pemadam kebakaran secara individual dimaksudkan untuk menguasai bahkan memiliki segala aspek yang menyangkut karakteristik daripada penggunaan pesawat-pesawat penyelamat dan pemadam kebakaran yang meliputi pengetahuan dan keterampilan tentang :

1) Boat drill
 Alarm signal meninggalkan kapal (abandon ship)
 Lokasi penempatan life jacket dan cara pemakaian oleh awak kapal dan penumpang

 Kesiapan perlengkapan sekoci
 Pembagian tugas awak kapal disetia sekoci terdiri dari komandan dan wakil komandan, juru motor, juru mudi, membuka lashing dan penutup sekoci, memasang tali air / keliti tiller / tali monyet / prop, membawa selimut / sekoci / logbook / kotak P3K / mengarea sekoci l melepas ganco / tangga darurat / menolong penumpang.

2) Fire drill
 Alarm signal kebakaran di kapal
 Pembagian tugas awak kapal terdiri dari :
Pemimpin pemadam, membawa slang, botol api, kapak, linggis, pasir, fireman outfit, sedangkan perwira jaga, juru mudi jaga di anjungan, menutup pintu dan jendela kedap air, membawa log book, instalasi C02, menjalankan pompa pemadam kebakaran, alat P3K.

b. Tata Cara Khusus Dalam Prosedur Keadaan Darurat

1) Kejadian Tubrukan (Imminent collision)

a) Bunyikan sirine bahaya (Emergency alarm sounded)

b) Menggerakkan kapal sedemikian rupa untuk mengurangi pengaruh tubrukan

c) Pintu-pintu kedap air dan pintu-pintu kebakaran otomatis di tutup

d) Lampu-lampu dek dinyalakan

e) Nakhoda diberi tahu

f) Kamar mesin diberi tahu

g) VHF dipindah ke chanel 16

h) Awak kapal dan penumpang dikumpulkan di stasiun darurat

i) Posisi kapal tersedia di ruangan radio dan diperbaharui bila ada perubahan.

j) Setelah tubrukan got-got dan tangki-tangki di ukur.

2) Kandas, Terdampar (Stranding)

a) Stop mesin

b) Bunyikan sirine bahaya

c) Pintu-pintu kedap air di tutup

d) Nakhoda diberi tahu

e) Kamar mesin diberi tahu

f) VHF di pindah ke chanel 16

g) Tanda-tanda bunyi kapal kandas dibunyikan

h) Lampu dan sosok-sosok benda diperlihatkan

i) Lampu dek dinyalakan

j) Got-got dan tangki-tangki diukur/sounding

k) Kedalaman laut disekitar kapal diukur.

l) Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan.


3) Kebakaran/Fire

a) Sirine bahaya dibunyikan (internal clan eksternal)

b) Regu-regu pemadam kebakaran yang bersangkutan siap dan mengetahui lokasi kebakaran.

c) Ventilasi, pintu-pintu kebakaran otomatis, pintu-pintu kedap air di tutup.

d) Lampu-lampu di dek dinyalakan

e) Nakhoda diberi tahu

f) Kamar mesin diberi tahu

g) Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan

4) Air masuk ke dalam ruangan (Flooding)

a) Sirine bahaya dibunyikan (internal dan eksternal)

b) Siap-siap dalam keadaan darurat

c) Pintu-pintu kedap air di tutup

d) Nakhoda diberi tahu

e) Kamar mesin diberi tahu

f) Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan

5) Berkumpul di sekoci/rakit penolong (meninggalkan kapal)

a) Sirine tanda berkumpul di sekoci/rakit penolong untuk meninggalkan kapal, misalnya kapal akan tenggelam yang dibunyikan atas perintah Nakhoda

b) Awak kapal berkumpul di sekoci/rakit penolong

6) Orang jatuh ke laut (Man overboard)

a) Lemparkan pelampung yang sudah dilengkapi dengan lampu apung dan asap sedekat orang yang jatuh
b) Usahakan orang yang jatuh terhindar dari benturan kapal dan baling-baling

c) Posisi dan letak pelampung diamati

d) Mengatur gerak untuk menolong (bile tempat untuk mengatur gerak cukup disarankan menggunakan metode "Williamson" Turn)

e) Tugaskan seseorang untuk mengawasi orang yang jatuh agar tetap terlihat

f) Bunyikan tiga suling panjang dan diulang sesuai kebutuhan

g) Regu penolong slap di sekoci

h) Nakhoda diberi tahu

i) Kamar mesin diberi tahu

j) Letak atau posisi kapal relatif terhadap orang yang jatuh di plot Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan

7) Pencarian dan Penyelamatan (Search and Rescue)

a) Mengambil pesan bahaya dengan menggunakan radio pencari arah

b) Pesan bahaya atau S.O.S dipancarkan ulang

c) Mendengarkan poly semua frekwensi bahaya secara terus menerus

d) Mempelajari buku petunjuk terbitan SAR (MERSAR)

e) Mengadakan hubungan antar SAR laut dengan SAR udara pada frekwensi 2182 K dan atau chanel 16

f) Posisi, haluan dan kecepatan penolong yang lain di plot


c. Latihan-latihan bahaya atau darurat

1) Di kapal penumpang latihan-latihan sekoci dan kebakaran harus dilaksanakan 1 kali seminggu jika mungkin. Latihan-latihan tersebut di atas juga harus dilakukan bila meninggalkan suatu. pelabuhan terakhir untuk pelayaran internasional jarak jauh.

2) Di kapal barang latihan sekoci dan latihan kebakaran harus dilakukan 1 x sebulan. Latihan-latihan tersebut di atas harus juga dilakukan dalam jangka waktu 24 jam setelah meninggalkan suatu pelabuhan, dimana ABK telah diganti Iebih dari 25 %.

3) Latihan-latihan tersebut di atas harus dicatat dalam log book kapal dan bila dalam jangka waktu 1 minggu (kapal penumpang) atau 1 bulan (kapal barang) tidak diadakan latihan-latihan, maka harus dicatat dalam log book dengan alasan-alasannya.

4) Di kapal penumpang pada pelayaran internasional jarak jauh dalam waktu 24 jam setelah meninggalkan pelabuhan harus diadakan latihan-latihan untuk penanggulangan.

5) Sekoci-sekoci penolong dalam kelompok penanggulangan harus digunakan secara bergilir pada latihan-latihan tersebut dan bila mungkin diturunkan ke air dalam jangka waktu 4 bulan. Latihan-latihan tersebut harus dilakukan sedemikian rupa sehingga awak kapal memahami dan memperoleh pengalaman-pengalaman dalam melakukan tugasnya masing-masing termasuk instruksi-instruksi tentang melayani rakit-rakit penolong.

6) Semboyan bahaya untuk penumpang-penumpang supaya berkumpul di stasion masing-masing, harus terdiri dari 7 atau lebih tiupan pendek disusul dengan tiupan panjang pada suling kapal dengan cara berturut-turut. Di kapal penumpang pada pelayaran internasional jarak jauh harus ditambah dengan semboyan-semboyan yang dilakukan secara elektris.\

Maksud dari semua semboyan-semboyan yang berhubungan dengan penumpang-penumpang dan lain-lain instruksi, harus dinyatakan dengan jelas di atas kartu-kartu dengan bahasa yang bisa dimengerti (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris) dan dipasang dalam kamar-kamar penumpang dan lain-lain ruangan untuk penumpang.

7. LINTAS-LINTAS PENYELAMATAN DIRI

a. Mengetahui Lintas Penyelamatan Did (Escape Routes)

Di dalam keadaan darurat dimana kepanikan sering terjadi maka kadang-kadang untuk mencapai suatu tempat, misalnya secoci sering mengalami kesulitan. Untuk itu para pelayar terutama awak kapal harus mengenal/ mengetahui dengan lintas penyelamatan diri (escape routes), komunikasi di dalam kapal itu sendiri dan sistem alarmnya.

Untuk itu sesuai ketentuan SOLAS 1974 BAB 11-2 tentang konstruksi-perlindungan penemuan dan pemadam kebakaran dalam peraturan 53 dipersyaratkan untuk di dalam dan dari semua ruang awak kapal dan penumpang dan ruangan-ruangan yang biasa oleh awak kapal untuk bertugas, selain terdapat tangga-tangga di ruangan permesinan harus ditata sedemikian rupa tersedianya tangga yang menuju atau keluar dari daerah tersebut secara darurat.

Di kapal lintas-lintas penyelamatan diri secara darurat atau escape router dapat ditemui pada tempat-tempat tertentu seperti:

1) Kamar mesin

Adanya lintas darurat menuju ke geladak kapal melalui terowongan poros baling-baling yang sepanjang lintasan tersebut didahului oleh tulisan "Emergency Exit" dan disusul dengan tanda panah atau simbol orang berlari.

2) Ruang akomodasi

Pada ruangan akomodasi, khususnya pada ruangan rekreasi ataupun ruangan makan awak kapal atau daerah tempat berkumpulnya awak kapal dalam ruangan tertentu selalu dilengkapi dengan pintu darurat atau jendela darurat yang bertuliskan "Emergency Exit".

Setiap awak kapal wajib mengetahui dan terampil menggunakan jalan-jalan atau lintas-lintas darurat tersebut sehingga dalam kondisi-kondisi yang tidak memungkinkan digunakannya lalulintas umum yang tersedia maka demi keselamatan lintas darurat tersebut dapat dimanfaatkan.

Disamping itu semua awak kapal demi keselamatannya wajib memperhatikan tanda-tanda gambar yang menuntun setiap orang untuk menuju atau memasuki maupun melewati laluan ataupun lorong darurat pada saat keadaan darurat, kelalaian atau keteledoran hanya akan menyebabkan kerugian bagi diri sendiri bahkan melibatkan orang lain.

Tanda / sign

Jalan menuju pintu darurat (emergency exit) ditandai dengan panah berwarna putih dengan papan dasar berwarna hijau. Pada kapal penumpang dari ruang penumpang dan ruang awak kapal pasti tersedia tangga / jalan yang menuju embarkasi dek sekoci penolong dan rakit penolong. Bila ruang tersebut berada di bawah sekat dek (bulkhead deck) tersedia dua lintas penyelamatan diri dari ruang bawah air salah satunya harus bebas dari pintu kedap air. Bila ruang tersebut berada di atas sekat dek dari zona tengah utama (main vertical zone) harus tersedia minimal dua lintas penyelamatan diri. Dari kamar mesin akan tersedia dua lintas penyelamatan diri yang terbuat dari tangga baja yang terpisah satu dengan yang lainnya.

b. Komunikasi Intern dan Sistem Alarm

Dalam keadaan darurat sangatlah diperlukan komunikasi dan sistem alarm yang efisien. Untuk itu digunakan sebagai komunikasi darurat dalam meninggalkan kapal adalah isyarat bunyi (suara) dari lonceng atau sirine atau juga dapat dengan mulut. Sebagai isyarat yang digunakannya adalah tujuh bunyi pendek atau lebih disusul dengan satu bunyi panjang dari suling/sirine atau bell listrik.

Alarm keadaan darurat lainnya seperti

Kebakaran, orang jatuh ke laut dan yang lainnya tidak diatur secara nasional, untuk itu biasanya tiap-tiap perusahaan menciptakan sendiri.

Monday 5 August 2013

SOAL TANYA JAWAB PROSEDUR DARURAT DI ATAS KAPAL

PROSEDUR DARURAT



1. Bagaimana tata cara meninggalkan kapal pada waktu keadaan darurat ?
Jawab:
a. Pancarkan isyarat
   darurat sesuai peraturan yang ada dalam sijil kumpul.
b. Lakukan tindakan tindakan untuk menanggulangi bahaya yang dialami.
c.  Apabila segala usaha untuk menanggulangi bahaya tidak berhasil maka : pancarkan distress alert, distress signal, distress message untuk menarik perhatian kapal kapal lain untuk mendapat pertolongan.
d. Penumpang dan crews sudah siap di muster station.
e.  Perlengkapan tambahan untuk alat penyelamat sudah siap dibawa.
f.  Alat penyelamat siap diturunkan.
   Lakukan abandon ship (atas perintah nakhoda)

2. Apa yang dimaksud dengan SAR ?
Jawab:
SAR adalah :
Suatu kegiatan operasi pencarian dan pembebasan serta pertolongan yang dikoordinasikan, terhadap orang yang membutuhkan penyelamatan, bantuan medis dan kebutuhan lain, kemudian mengantarkan / mengevakuasi korban ke tempat yg aman.

3. Apa landasan hukum operasional secara umum dari kegiatan SAR ?
Jawab:
Dasar HUKUM dari SAR adalah
The International Convention On Maritime Search & Rescue 1979

4. Sebutkan kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam SAR ?
Jawab:
a. Menentukan area pencarian dan metode 
    pencarian
b. Mengevaluasi keadaan darurat yang timbul
c. Menginfomasikan peringatan dan koordinasi lingkungan yang meliputinya.
d. Menyusun rencana kegiatan pencarian dan
    pertolongan sebagi kemutlakan.
e. Publikasi laporan perkembangan kegiatan 
    SAR yang sedang dilakukan

5. Berapa kali latihan-latihan sekoci dan kebakaran di kapal ?
Jawab:
Untuk latihan sekoci & kebakaran dilaksnakan minimal sekali dalam sebulan, dan atau pada saat pergantian crew lebih dari 25% dari jumlah crew, sesaat kapal berangkat dari pelabuhan


6. Suatu ketika dikapal saudara dihadapkan pada situasi keadaan darurat, jelaskan Contigency Plans untuk menghadapi situasi darurat !
Jawab:
Contigency Plans adalah suatu procedure atau tata cara yang harus diambil dalam menangani keadaan darurat yang terjadi di kapal
7. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan dari keadaan darurat di kapal ?
Jawab:
Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan darurat:
1. Faktor manusia (Kelalaian manusia itu sendiri)
2. Faktor alam
3. Faktor Teknis / alat (Kelalaian material)

8. Bagaimana Prosedure penanggulangan dan penyelamatan menolong orang jatuh ke laut ?
Jawab
a. Merubah haluan kearah objek untuk menghindarkan orang jatuh kelaut dari baling baling kapal.
b. Membunyikan isyarat bunyi 3 suling panjang untuk MOB  & diulang bila perlu supaya kapal bebas melakukan olah gerak   untuk menolong korban terhadap kapal lain disekitar.
c.  Lemparkan pelampung kearah korban, posisi pelampung sebagai patokan dicatat.
d. Informasikan kamar mesin dan nakhoda
e.  Mengadakan pengamatan secar terus-menerus
f.  Kibarkan bendera “O” sbg isyarat orang jatuh kelaut
g. Mengadakan olah gerak untuk menolong korban.
h.  Siapkan ABK untuk sekoci penolong.
i.   Bila keadaan laut tenang gunakan sekoci yang sesuai untuk menyelamatkan korban, bila tidak memungkinkan gunakan tali untuk menaikkan korban.
    Siarkan berita urgency bagi kapal kapal disekitarnya

9. Bagaimana procedure mengatasi kapal kandas ?
Jawab:

a. Adakan pemeruman kedalaman laut di sekitar kapal

b. Lihat daftar pasang surut
c. Check draft kapal
d. Bila perlu buang balast
e. Bila air tidak memungkinkan kita bongkar muatan
f.  Siapkan mesin untuk olah gerak
g. Informasikan kondisi kapal kita kepada kapal lain yang berada disekitar kita.



10. Jelaskan isyarat-isyarat untuk menunjukkan bahaya dan memerlukan pertolongan di kapal saudara !
Jawab:
1. Red hand atau paracute signal yang memencarkan cahaya merah
2. Orange smoke signal yang memencarkan asap tebal berwarna jingga
3. Isyarat tembakan atau ledakan lainnya dengan selang waktu kira kira satu menit.
4. Membunyikan sembarang alat isyarat kabut secara terus menerus.
5. Isyarat yang dibuat oleh radio telegrafi (SOS)
6. Isyarat yang dikirim degan radio telephoni, yg terdiri dari ucapan “May day”
7. Isyarat kode international “NC”
8. Isyarat bendera bujur sangkar dengan bola atau yang menyerupai bola diatas.
9. Isyarat alarm radio –telegrafi
10 Isyarat alarm radio – telephoni.
11. Isyarat isyarat resmi yang dipancarkan oleh sistem sistem untuk komunikasi radio.



SALAM SAFETY